Objek
Wisata Religi Provinsi Lampung
Di
Provinsi Lampung wisata religi masih sangat mungkin dikembangkan. Beberapa tempat
dijadikan tempat ziarah bagi penganutnya. Di Bandar Lampung terdapat Masjid
Al-Anwar, Vihara Thay Hin Bio, dan lain-lain. Sedangkan di Kabupaten Pringsewu
terdapat Kompleks Makam KH. Gholib dan Gua Maria yang tidak hanya dikunjungi
wisatawan lokal tetapi juga warga diluar Lampung. Pencapaian visi Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung yaitu “Terwujudnya Lampung
sebagai daerah Tujuan Wisata Utama Menuju Lampung yang Maju dan Sejahtera
2019”.
BANDAR
LAMPUNG
1.
Masjid Al-Anwar
![]() |
Masjid Al Anwar |
Masjid
yang berdiri pada abad ke-18 ini oleh pemerintah daerah Lampung melalui Kantor
Wilayah Departemen Agama Lampung ditetapkan sebagai masjid tertua dan
bersejarah di Bandar Lampung. Penetapan itu tertuang dalam SK No.:
Wh/2/SK/147/1997.Masjid ini memiliki lahan seluas 6.500 meter ini telah
mengalami dua kali renovasi, yakni tahun 1962 dan 1997. Tahun 1962 masjid
diperluas dengan tambahan serambi selatan, utara, dan timur. Kini, dapat
menampung 1.500 sampai 2.000jamaah. Masjid tertua di Bandar Lampung ini
terletak di Jl Laksamana Malahayati, Telukbetung Selatan. Masjid ini memiliki
banyak peninggalan kuno, yaitu:
a.
Meriam peninggalan Portugisberjumlah 2
b.
Kitab tafsir Al Quran berusia 1,5 abad
c.
Gentong air dan sumur tua di belakang masjid yang disebut Sumur Seribu Doa.
d.
700 buku-buku ajaran agama Islam berusia 150 tahun yang sebagian dari kumpulan
buku ajaran agama Islam itu tidak ada di daerah lain.
Masjid
Al-Anwar didirikan oleh Tumenggimg Muhammad Ali dan Penghulu Besar Kiai
Muhammad Said yang wafat sebelum zaman kemerdekaan, dimakamkan di Pemakaman
Gunung Kunyit, Jalan Yos Sudarso Telukbetung. Untuk menuju ke Masjid Al-Anwar
diperlukan waktu sekitar 9 menit atau 3,9 km dari Tugu Adipura dengan
menggunakan kendaraan pribadi.
2.
Klenteng Thay Hin Bio
Klenteng
Thay Hin Bio terletak di Jl Ikan Kakap No 35, Teluk Betung, Bandar Lampung.
Klenteng ini merupakan yang tertua di kawasan Teluk Betung dibangun sekitar
tahun 1850 setelah meletusnya Gunung Krakatau. Bangunan vihara Thay Hin Bio
menghadap ke arah barat, terdiri dari empat bagian utama, yaitu halaman depan,
ruang utama, bangunan samping, dan bangunan tambahan. Halaman depan vihara
ditandai dengan keberadaan gapura, tiang pagoda untuk membakar kertas dan
sepasang patung singa.
Gapura
vihara berbentuk setengah lingkaran. Atapnya menyerupai pelana kuda dengan
hiasan naga dan ujung melengkung ke atas. Ujung atap yang melengkung ke atas
ini adalah simbol hubungan dengan tuhan. Dari segi teknis, bentuk atap seperti
itu merupakan salah satu cara agar pada saat hujan air dapat jatuh sehingga
tidak menggenang.Gapura didominasi warna kuning dan merah. Warna kuning
terutama menghias sisi luar, yaitu pada papan nama dan hiasan sulur. Di bagian
luar, yakni di sebelah kanan dan kiri pintu gapura terdapat gambar bikkhu,
simbol penjaga yang mempersilahkan umat masuk ke dalam vihara. Sementara di
sebelah kanan dan kiri pintu gapura di bagian dalam, terdapat kaligrafi cina
dan swastika di dalam bunga teratai. Kaligrafi dimaksudkan untuk mendatangkan
energi positif. Sementara hiasan swastika dan bunga teratai untuk melambangkan
agama Buddha yang suci.
1) Vihara Thay Hin Bio memiliki beberapa keunikan,
antara lain:
Dari segi sejarah, merupakan vihara tertua
di Lampung. Keberadaanya membuktikan
bahwa komunitas masyarakat Tiong Hoa di Bandar Lampung sudah
ada sejak tahun 1850.
2) Arsitektur, tata ruang,
dan seni hias bangunanya khas, mengandung nilai filosofis, arsitektur, seni, dan budaya Tiong Hoa secara umum. Misalnya bentuk atap sopi – sopi, selain memiliki fungsi teknis untuk mencegah adanya genangan air saat hujan dan mencegah rembetan api jika terjadi kebakaran juga memiliki nilai filosofis yang dapat diketahui melalui hiasanya.
dan seni hias bangunanya khas, mengandung nilai filosofis, arsitektur, seni, dan budaya Tiong Hoa secara umum. Misalnya bentuk atap sopi – sopi, selain memiliki fungsi teknis untuk mencegah adanya genangan air saat hujan dan mencegah rembetan api jika terjadi kebakaran juga memiliki nilai filosofis yang dapat diketahui melalui hiasanya.
3) Letak vihara yang berdekatan dengan masjid
menunjukkan adanya toleransi beragama
4) .Di sekitar vihara terdapat banyak toko oleh
– oleh khas Lampung, sehingga bisa menjadi alternatif wisata
Walaupun
masih berfungsi sebagai tempat ibadah, klenteng terbuka untuk kunjungan
wisatawan. Klenteng Thay Hin Bio di buka untuk umum setiap hari sekitar pukul
06.30-17.00, tetapi klenteng akan buka lebih lama jika ada upacara keagamaan.
Pada saatTahun Baru Chinasuasana klenteng akan lebih meriah dengan dipasangnya
berbagai lampion, lilin ukuran besar, bunga-bunga dan ada juga pertunjukan
barongsai. Untuk menuju ke Vihara Thay Hin Bio diperlukan waktu sekitar 9 menit
atau 3,7 km dari Tugu Adipura dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Taman
Makam Pahlawan berada di Jl. Teuku Umar Bandar Lampung. Taman Makam
Pahlawan Tanjung Karang ini sendiri
memiliki luas 2 hektar lebih dan memiliki daya tampung 1150 makam sedangkan
saat ini yang sudah terisi total 804 makam, dengan rincian dari unsur Angkatan
Darat 576 makam, unsur Angkatan Laut 25 makam, unsur Polri 31 makam, Pejuang 92
makam, PNS 2 makam, tak dikenal 9 makam,
Laskar 57 makam, dan unsur Angkatan Udara 12 makam. Untuk menuju ke Taman Makam
Pahlawan diperlukan waktu sekitar 7 menit atau 2,8 km dari Tugu Adipura dengan
menggunakan kendaraan pribadi.
4.
Tubagus Machdum
Tubagus
Machdum menginjakkan kaki di Lampung pada awal 1700. Sebagai seorang perantau,
dalam menyiarkan Islam, Tubagus Machdum hidupnya sering berpindah-pindah ke
berbagai daerah di Lampung. Tubagus Machdum meninggal dunia pada akhir 170 dan
dimakamkan tidak jauh dari lokasi saat dia terbunuh, yakni di daerah Kuala,
Telukbetung Selatan. Sebuah tempat yang letaknya tidak jauh dari pinggiran laut
di bilangan Jalan Yos Sudarso, Panjang. Makam keramat itu menyerupai rumah yang
di dalamnya terdapat tiga kuburan diaantaranya tempat peristirahatan terakhir
Tubagus Machdum, lalu Hasanudin, dan satu lainnya kuburan benda-benda
peninggalan Tubagus Machdum. Untuk menuju ke Makam Tubagus Machdum diperlukan
waktu sekitar 14 menit atau 7,5 km dari Tugu Adipura dengan menggunakan
kendaraan pribadi.
5.
Tubagus Yahya
Selain
makam Tubagus Machdum di Kuala, Telukbetung Selatan, di Kahuripan, Telukbetung
Barat, juga terdapat makam Tubagus Yahya. Kedua ulama ini masih memiliki
keterkaitan keluarga, yakni berasal dari keturunan Sultan Hasanuddin, Banten.
Sama halnya seperti Tubagus Machdum, makam Tubagus Yahya dijadikan tujuan
peziarah dari berasal warga sekitar maupun luar Lampung, seperti Pulau Jawa,
tepatnya dari Serang, Banten. Biasanya peziarah memenuhi lokasi makam saat
menjelang Ramadan dan Idul fitri.
Tubagus
Yahya merupakan musafir yang datang dari Kenari, Jawa. Ia datang ke Lampung
sekitar 1900-an. Saat pertama kali datang, Tubagus Yahya menetap di rumah H.
Yusuf.Saat giat-giatnya menyebarkan Islam sekitar 1930, Tubagus Yahya meninggal
dunia karena sakit. Setelah meninggal, Tubagus Yahya dimakamkan di Kahuripan,
Telukbetung Barat. Untuk menuju ke Makam Tubagus Yahya diperlukan waktu sekitar
12 menit atau 5 km dari Tugu Adipura dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Wali
Samin di Jalan Cipto Mangukusumo, Gang Kamboja No. 6, Sumurbatu, Telukbetung
Utara, Bandar Lampung. Pada nisan makamber marmer itu tertulis Wali Samin bin
Muhammad, wafat 28 Agustus 1982. Makam tersebut berada dengansatu kompleks
dengan lokasi 7 Sumur yang dibuat sang
Wali. Sumur tersebut diyakini memiliki khasiat untuk pengobatan dan tujuan
lainnya. Tidak sedikit warga sekitar dan penduduk di luar kota yang datang
untuk mengambil air tersebut. Untuk menuju ke Makam Tubagus Yahya diperlukan
waktu sekitar 4 menit atau 1,7 km dari Tugu Adipura dengan menggunakan
kendaraan pribadi.
7.
Tubagus Al Faqih di Way Gubag Bandar Lampung
8.
Tubagus Yusuf di Kota Karang, Teluk Betung
9.
Nyi Jukariah di Pulau Kubur TPI Lempasing
10.
Tubagus Sangkra di Pantai Queen Artha TPI Lempasing
11.
Tubagus Buang di Gunung Kunyit, Kukaraja
12.
Wali unay di Kemiling
LAMPUNG
SELATAN
Benteng
dan Makam Radin Intan II terletak di Desa Gedungharta, Kelurahan Cempaka
Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan. Semasa hidupnya Radin Intan II
mendirikan benteng-benteng yang pada umumnya berupa benteng alam berbentuk
gundukan tanah dan parit-parit buatan. Saat ini Benteng-benteng tersebut
sebagian telah hilang dan tidak ditemukan sisa-sisanya. Sedangkan benteng
pertahanan yang masih tersisa adalah benteng pertahanan Radin Intan II di
Cempaka Desa Kahuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. Pada
benteng ini didalamnya terdapat makam Radin Intan II. Apabila akan mengunjungi
tempat ini pengunjung dapat menuju ke Komplek Makam Radin Intan II yang
berjarak 75 km dari Kota Tanjungkarang, dan 167 km dari Bakauheni. Lokasinyapun
mudah dijangkau dengan semua jenis kendaraan, sebab berada di pinggir jalan
yang memakan area 3.750 m² yang terdiri dari makam, taman, benteng, dan rumah
informasi.
Jejak
peninggalan Ratu Darah Putih bisa dilihat mulai dari Desa Kuripan, Penengahan,
hingga Palasaji. "Kalau yang di Kuripan, kami menyebutnya Samiaji,"
kata kuncen Prasasti Palasaji itu. Jejak lain ada di Palas Pasemah--Prasasti
Palas Pasemah, ditemukan tahun 1958--yang kerap disebut Batu Tapak. Dari Palas
Pasemah, jejak Ratu Darah Putih berlanjut ke Batu Payung di Pusingan, Labuhan
Maringgai, Lampung Timur. "Kalau di Batu Payung, jejak Ratu Darah Putih
berada di bawah air.
3.
Makam Syekh Ahmad Hasanudin
Berada
di kaki Gunung Rajabasa, Kalianda, Lampung Selatan yang masih memiliki silsilah
keluarga dengan Sultan Hasanudin yang juga aktif menyebarkan agama Islam di
Lampung Selatan.
4.
Makam Al-Habib Ali bin Alwi Al Idrus
Berada
di Desa Ketapang RT.03 Kec. Ketapang, Lampung Selatan. MELETUSNYA Gunung
Krakatau pada 1883 juga ikut memberi pengaruh penyebaran agama Islam di
Lampung. Para pemukim asal jazirah Arab yang semula masih menetap di pesisir,
mulai masuk. Salah satunya adalah penyiar agama Islam asal Hadramaut, Yaman,
yakni Habib Alwi bin Ali Al Idrus yang makamnya di Kecamatan Ketapang, Lampung
Selatan. Makam itu disertai dua makam yang konon murid sang Habib di dalam
Masjid Nurul Huda, Desa Ketapang. Hingga kini makam itu terus diziarahi umat
Islam dari berbagai daerah.
Juru
kunci makam Habib Alwi bin Ali Al Idrus, Dulhadi, menceritakan sebelum memasuki
Desa Ketapang, penyiar Islam itu peserta pengikutnya tinggal di Dusun Pegantungan,
Bakauheni. Di sana mereka memperdalam agama dengan Habib. "Setelah Gunung
Krakatau meletus tahun 1883, Habib Alwi kembali berlayar menuju ke Desa
Ketapang”.
Salah
satu peninggalan Habib dan pengikutnya saat tinggal di Bakauheni adalah sebuah
sumur yang airnya tetap tawar walaupun terintrusi air laut. Di dalam Masjid
Nurul Huda ada dua nisan berdekatan tapi berbeda. Makam sang Habib tertutup
kelambu, sedangkan makam di sebelahnya tidak. "Konon makam itu merupakan
makam murid kesayangan Habib. Di papan pengumuman masjid terdapat foto bangunan
surau dan silsilah keturunan Habib. Tercantum keturunan Habib Alwi Al-Idrus,
mulai dari Abdurrohman bin Syekh Nul Karim, Abdurrohim bin Abdurrohman dan
terakhir Abdurrouf bin Abdurrohim. "Keturunan Habib yang masih hidup
kabarnya ada diLabuhan maringgai, Lamtim. Disana juga ada makam saudara kandung
Habib.”
5.
Makam Pamutekh Agung
Sebuah
Makam tua menjorok jauh dari bibir pantai
keramat Kahai, Desa Rajabasa
Kalianda, Lampung Selatan. Menurut turun temurun, inilah makam tertua di
Lampung Selatan.
LAMPUNG
BARAT
1. Makam Syekh Aminullah
Berada
di Keramat Manula di Lemong, Krui.
Beliau adalah penyebar Islam di Lampung Barat dan wafat sekitar 1525 Masehi.
2. Makam Raja Selalau
Lokasi
berada di belakang Gedung Dalom Paksi Buay Pernong Kecamatan Batu Brak,
merupakan makan tokoh penyebar agama Islam dan pemuka masyarakat pada masa
lampau.
3. Makam Keramat RataI
Lokasi
berada didepan masjid Sukarami tidak jauh dari tebing Way Rubok Kec. Balik
Bukit, Liwa, merupakan makam tokoh penyiar agama Islam pada masa lalu.
4. Makam keramat Saimenapik, makam masa
Islam, sebagai makam orang pertama yang bertempat tinggal di Liwa yang disebut
Sai Mena Tepik, Kec. Balik Bukit-Liwa.
5. Makam Tua Begaluh
makam
masa Islam, lokasi berada di Landos Suka Marga Pekon Empulau Ulu, Kec. Balik
Bukit Liwa. Dipercaya merupakan nenek moyang masyarakat suku marga keturunan
buay belunguh.
6. Makam Selalau Pantai Selatan
makam
masa Islam, letaknya sekitar Lentera Selalau, Kuala Pasar Krui, Kec. Pesisir
Tengah.
7. Makam Tua Way Sindi
makam
masa Islam, letaknya diatas bukit yang merupakan kampong tua Way Sindi, Kec.
Pesisir Tengah
8. Makam Si Agul-Agul
makam
masa Islam. Berada di pekon Way Sindi, Kec. Pesisir Tengah, Merupakan makam
tokoh pejuang melawan penjajahan Portugis pada abad ke-18.
9. Makam Keramat Manulah
makam
masa Islam, berada di pinggir laut Kec. Lemong berbatasan dengan Provinsi
Bengkulu.
10. Makam Maja
merupakan
tokoh agama yang datang dari Sekala Brak, lokasinya di pinggir Way Tenumbang
sekitar 1 km dari jembatan Way Tenumbang, Kec. Pesisir Selatan.
11. Makam Serunting
berada
di pinggir laut Pekon Tanjung Setia, Kec. Pesisir Selatan.
12. Makam Raja Sakti
berada
di Pekon Gedung Cahya Kuningan, Kec. Bengkunat.
13. Keramat Jekhambai/Makam Sekerumong
makam
masa Hindu-Budha, lokasi Kec. Belalau, Pekon Bedudu. Makam ratu terakhir
kerajaan Sekala Brak, di sekitarnya terdapat pecahan keramik dan bekas pecahan
logam, juga terdapat batu berornamen pakis menyerupa huruf W.
1. Makam Keratuan Nuban berada di Jl. Negara
Gedung Dalem, Sukadana
2. Minak Brajo Seleban di Desa Braja
Harjosari
1. Makam Minak Smulasem di Dusun Bunuk,
Lingkungan 9, Desa Kalicinta, Kotabumi,
Lampung Utara.
Lampung Utara.
2. Makam Minak Triodeso berada di Desa
Skipi, Kec. Bukit Kemuning
3. Makam Ratu Ibu berada di Desa Pekurun
Kec. Abung Barat
4. Makam Putri Panjang Rambut berada di
Desa Negeri Ujung Karang Kec.Muara Sungkai
5. Makam Sahidi Maulana Hasanuddin (Kramat Hidup) berada di Desa
Negeri Ujung Karang Kec.Muara Sungkai
6. Makam Raja di Lawuk di perkampungan
Canguk Gacak komplek makam Trio Diso
7. Situs Changuk Ghaccak adalah situs
sejarah berupa komplek makam, berada di Kampung
Skipi Kec. Abung Tinggi.
Skipi Kec. Abung Tinggi.
8. Situs Keramat Tetabeng adalah situs
sejarah berupa komplek makam, berada di Way
Tetabeng Abung Selatan
Tetabeng Abung Selatan
9. Situs Keramat Banjarmasin adalah situs
sejarah berupa komplek makam kuno, berada di
selatan Way Pengubuhan
selatan Way Pengubuhan
10. Situs Peninggalan Sukadana Tuha Sungkai
di Bunga Mayang
1. Makam Yuan Hwa berada di Metro Timur
LAMPUNG
TENGAH
1. Makam Malik Abdullah berada di Desa
Surabaya Ilir, Kec. Bandar Surabaya
2. Gua Maria merupakan gua buatan/tempat
ziarah berada di Desa Fajar Mataram,
Kec. Seputih Mataram
Kec. Seputih Mataram
3. Ayahanda Sunan Gunung Jati di Kec.
Surabaya Ilir
4. Kuburan Keramat Kampung Poncowati
5. Keramat Teluk di Padang Ratu
6. Keramat Karang Sio di Padang Ratu
7. Keramat Bandar di Padang Ratu
8. Situs Gedong Ratu di Padang Ratu
TULANG
BAWANG
1. Makam Bata Bagus Ali berlokasi di Tulang
Bawang
2. Makam Tokoh Pahlawan Minak Gulung,
berlokasi di Desa Tiuh Toho, Kec. Menggala,
Tulang Bawang.
Tulang Bawang.
3. Makam Menak Sengaji, Menggala
4. Makam Menak Ngegulung, Menggala
5. Makam Menak Madun, Menak Melako dan Minak
Patih Prajurit di Pagar Dewa
6. Makam Minak Rio Kuaso di Umbul Piring,
Menggala
TULANG
BAWANG BARAT
1. Makam Minak Indah/Tuan Rio Sanak berada di
Penaragan/Kec. Tulang Bawang Tengah
2. Makam Tuan Rio Mangkubumi di Kec. Pagar Dewa
3. Makam Tuan Rio Cikai di Langek (Hulu Balang
Kerajaan Tulang Bawang) berada di
Kec. Pagar Dewa
Kec. Pagar Dewa
4. Makam Tubagus Buang (Pahlawan Islam) di Kec.
Pagar Dewa
5. Makam Prajurit Hidayatullah (Pahlawan Islam)
di Kec. Pagar Dewa
PESISIR
BARAT
1. Makam Gajah Mada
Gajah
Mada diyakini meninggal dan dimakamkan di Lampung, tepatnya di Pekon (Desa)
Kerbanglanggar, Kecamatan Pesisir Utara, Pesisir Barat. Keyakinan itu dikuatkan
dengan adanya pusara makam serta peninggalan berupa keris, mahkota, pedang,
tombak, ikat pinggang, ikat kepala, dan peninggalan lainnya.
1. Makam Gunung Putri berlokasi di Tiuh Memon,
Kec. Pugung
2. Makam Ratu Sangkhira berlokasi di Tiuh
Memon, Kec. Pugung
3. Makam Kuno berada di Padang Manis, Kec.
Wonosobo
4. Makam Pangeran Jiwa Kesuma/Tujuh Kurungan
berada di Kec. Wonosobo, Gisting
1. Makam K.H. Gholib
Berada
di wilayah Pringsewu Barat adalah salah satu penyebar agama Islam yang cukup
terkenal, khususnya di wilayah Tanggamus yang membuka Pondok Pesantren Gholib
sampai masjid-masjid bersejarah yang ada di wilayah Lampung.
2. Gua Bunda Maria
Berada
di Pajaresuk, Pringsewu
1. Gunung Keramat
Puncak
Gunung Betung, Kiai Sultan Alamsyah, Batin Panji, Dalom Kesuma Ratu, Raden Jaya
Kesuma Ratu, Pangeran Jaya Sakti, Pangeran Jaya Kesuma
1. Makam Keramat Bukit Napas berada di Bukit
Harapan, Kec. Way Tuba
2. Makam Minak Pangeran Buay Sugih berada di
Blambangan Umpu
3. Makam Ratu Jimat berada di Blambangan Umpu
4. Batu Mahligai di kampong Gedung Batin di
Blambangan Umpu