This is the head of your page Example HTML page This is the body of your page.

Selamat Datang Di Po Tifanha

"kami adalah perusahaan yang bergerak di bidang Transportasi di Cirebon.

Tasyakuran Bus SHD

Selamat Datang Di Po Tifanha.

Po Tifanha

The Real Bus Pariwisata.

Ayo Naik Bis Tifanha

Fasilatas Bus Terbaik.

Po Tifanha

Kenyamanan anda adalah prioritas utama kami.




Tuesday, November 28, 2017

Jejak Islam di Pulau Dewata



Mengenal Jejak Islam di Bali
Islam sudah masuk di Bali pada abad 15 M. Ini dibuktikan, pada saat Dalem Ketut Ngelesir menjabat sebagai raja Gelgel ke I (1380-1460 M) pernah mengadakan kunjungan ke kraton Majapahit, saat itu Raja Hayam Wuruk mengadakan konfrensi kerajaan seluruh Nusantara. Setelah acara tersebut selesai, Dalem Ketut Ngelesir pulang kenegerinya (Bali) dengan diantar oleh empat puluh orang dari Majapahit sebagai pengiring, yang konon diantara mereka terdapat Raden Modin dan Kyai Abdul Jalil. Peristiwa ini dijadikan sebagai patokan masuknya Islam di Bali yang berpusat di kerajaan Gelgel. Sejak itu Agama Islam mulai berkembang di Bali, dan terus demikian hingga saat ini, banyak terdapat makam-makam Islam di sana. Demikian juga terdapat makam para Da'i, ulama dan pemuka Islam yang pada masa hidupnya dikaruniai Allah Swt Karomah, sehingga makam-makam mereka juga dihormati, oleh ummat Islam khususnya maupun juga orang-orang Bali yang mayoritas beragama Hindu. Dari sekian banyak makam auliya' di Bali, ada tujuh makam yang sangat menonjol yang terkenal dengan Sab'atul Auliya' (wali pitu). Diantara wali pitu tersebut adalah :

1 - KERAMAT PANTAI SESEH (Pangeran Mas Sepuh)
Pangeran Mas Sepuh merupakan gelar, nama sebenarnya adalah, Raden Amangkuningrat yang lebih terkenal dengan Keramat Pantai Seseh. Ia merupakan Putra Raja Mengwi I yang beragama Hindu dan Ibunya berasal dari Blambangan (Jatim) yang beragama Islam. Sewaktu kecil beliau sudah berpisah dengan ayahandanya dan diasuh oleh ibundanya di Blambangan. Setelah dewasa Pangeran Mas Sepuh menanyakan kepada ibunya mengenai siapa ayahandanya itu. Setelah Pangeran Mas Sepuh mengetahui jati dirinya, maka ia memohon izin pada ibunya untuk mencari ayah kandungnya, dengan niat akan mengabdikan diri. Semula sang ibu keberatan, namun akhirnya diizinkan juga Pangeran Mas Sepuh untuk berangkat ke Bali dengan diiringi oleh beberapa Punggawa Kerajaan sebagai pengawal dan dibekali sebilah keris pusaka yang berasal dari Kerajaan Mengwi. Namun, setelah bertemu dengan ayahnya, terjadilah kesalahpahaman, karena baru sekali ini mereka berdua bertemu. Akhirnya Pangeran Mas Sepuh beranjak pulang ke Blambangan untuk memberitahu ibunya tentang peristiwa yang telah terjadi. Namun dalam perjalanan pulang, sesampainya di Pantai Seseh, Pangeran Mas Sepuh diserang sekelompok orang bersenjata yang tak dikenal, sehingga pertempuran tak dapat dihindari lagi. Melihat korban berjatuhan yang tidak sedikit dari kedua belah pihak, keris pusaka milik Pangeran Mas Sepuh dicabut dan diacungkan ke atas, seketika itu ujung keris mengeluarkan sinar dan terjadilah keajaiban, kelompok bersenjata yang menyerang tersebut mendadak lumpuh, bersimpuh diam seribu bahasa. Pangeran Mas Sepuh setelah mengetahui hal tersebut berkata : "Hai Ki sanak mengapa kalian menyerang kami dan apa kesalahan kami ? Mereka diam tak menjawab, akhirnya diketahui kalau penyerang itu masih ada hubungan kekeluargaan, hal ini dilihat dari pakaian dan juga dari pandangan bathiniyah Pangeran Mas Sepuh. Akhirnya keris pusaka dimasukkan kembali dalam karangkanya, dan kelompok penyerang tersebut dapat bergerak dan kemudian memberi hormat kepada Pangeran Mas Sepuh. Tidak lama setelah kejadian tersebut, Pangeran Mas Sepuh meninggal dunia dan di makamkan di tempat itu juga. Dan sampai sekarang makamnya terpelihara dengan baik dan selalu diziarahi umat Islam dari berbagai wilayah di nusantara. Perlu diketahui bahwa proses ditemukannya Makam Keramat Pantai Seseh dimulai sejak pertama jamaah manaqib yang ada di Bali mendapat petunjuk, yaitu pada Bulan Muharam 1413 H atau 1992 M yang kemudian ditemukan juga makam keramat yang lain :

2. Makam Keramat Pamecutan bernama Dewi Khodijah atau Ratu Ayu Anak Agung Rai berada di Jalan Batu Karu Pamecutan.

3. Makam Pangeran Sosrodiningrat Senopati dari Mataram berada di Ubung dekat terminal bus Denpasar.

Adapun sejarah Makam keramat Pamecutan Dewi Khodijah dapat diuraikan sebagai berikut; Dewi Khodijah adalah nama setelah berikrar masuk Islam. Nama aslinya adalah Ratu Ayu Anak Agung Rai, beliau adalah adik perempuan Raja Pamecutan Cokorda III yang bergelar Batara Sakti yang memerintah sekitar Tahun 1653 Masehi. Diceritakan pada waktu Raja Pamecutan berperang, salah seorang prajurit dapat menahan seorang berkelana di Daerah Tuban Kecamatan Kuta Kabupaten Badung Bali. Orang yang ditahan tersebut diduga menjadi telik sandi atau mata-mata musuh. Ia lalu dihadapkan pada Raja untuk diusut, akhirnya diketahui bahwa dia adalah Senopati dari Mataram yang sedang berlayar menuju Ampenan Lombok. Namun perahu yang ditumpanginya diserang badai dahsyat yang membuat Senopati Mataram terdampar di Pantai Selatan Desa Tuban. Beliau bernama Pangeran Mas Raden Ngabei Sosrodiningrat, sedangkan para pengiring atau punggawanya sebanyak 11 orang tiada kabar beritanya. Setelah diketahui bahwa tawanan tersebut adalah seorang Senopati dari Mataram, maka Raja Pamecutan meminta kesediaannya untuk memimpin prajurit yang sedang berperang. Raja Pamecutan menjanjikan, apabila perang telah usai dan kemenangan diraihnya, maka Pangeran Sosrodiningrat akan diambil menantu oleh raja. Akhirnya Pangeran Sosrodiningrat bersedia membantu untuk memperkuat pasukan yang ada di medan perang tanpa memikirkan janji Raja, bahkan yang dipikirkan apakah mungkin dapat menikah dengan Putri Raja yang beragama Hindu sedangkan dirinya beragama Islam. Setelah perang tersebut dimenangkan Pasukan Kerajaan Pamecutan, maka Pangeran Sosrodiningrat menikah dengan Dewi Khodijah. Dewi Khodijah setelah dipersunting oleh Senopati Mataram mulai memeluk Islam dan bersungguh-sungguh menekuni dan melaksanakan Ajarannya. Namun, setelah beberapa tahun musibah datang menimpanya. Pada suatu malam yang gelap, sewaktu Dewi Khodijah mengerjakan Sholat Malam dikamar yang pintunya terbuka, secara tidak sengaja terlihat oleh punggawa raja yang sedang berjaga dan terdengar suara Allahu Akbar. Namun yang di dengar Punggawa adalah Makeber, bahasa Bali berarti ; terbang. Setelah sang Punggawa memperhatikan mengenai semua gerakan sholat yang dilakukan oleh Dewi Khodijah yang dinilai oleh punggawa sebagai pekerjaan Leak (orang jadi-jadian yang berbuat jahat), maka dia langsung menghadap Raja untuk melaporkan keberadaan Leak di Kamar Keputren. Raja akhirnya memerintahkan beberapa Punggawa untuk mendatanginya. Saat melihat Dewi Khodijah sedang Sujud, tanpa memikirkan resiko para punggawa menyerbu dengan senjata terhunus dan dihujamkan ke punggung Dewi Khodijah. Darah segar tersembur keatas dari punggung Dewi Khodijah yang terkena ujung tombak. Bersamaan dengan itu, terjadi keanehan yang luar biasa, darah segar Dewi Khodijiah yang keluar dari punggungnya mengeluarkan cahaya terang kebiru-biruan dan dapat menembus dinding atap atas hingga keluar memenuhi udara memancarkan sinar yang menerangi Istana Pamecutan. Bahkan seluruh kota Denpasar menjadi terang-benderang seperti siang hari, semua penduduk terutama keluarga istana, sangat terkejut, termasuk Raja Pamecutan. Setelah diteliti sumber cahaya dan bersamaan dengan itu para Punggawa melaporkan bahwa yang dibunuh bukan Leak tapi orang biasa dan mengeluarkan darah. Saat itu terdengar jeritan dengan ucapan ; makebar makebar, makebar hingga tiga kali, asli ucapan adalah ALLAHU AKBAR hingga tiga kali. Jenazah Dewi Khodijah yang tertelungkup dengan tombak terhujam dipunggungnya sulit diangkat dan dibujurkan, tubuhnya bermandikan darah yang sudah membeku. Keluarga Kerajaan yang ingin menolong mengangkatnya tidak dapat berbuat apa-apa. Jenazahnya tetap sujud tidak berubah, baginda mencari bantuan kepada umat Islam yang ada disana agar mau merawat jenazah putrinya menurut cara Islam. Kemudian umat Islam tersebut segera membantu merawat jenazah, mulai dari memandikan, mengkafani, mensholati sampai memakamkannya dan semuanya berjalan lancar. Namun satu hal yang tak dapat diatasi yaitu batang tombak yang menghujam dipunggungnya tidak dapat dicabut, akhirnya atas keputusan semua pihak jenazah dimakamkan bersama tombak yang masih berada dipunggungnya. Dan anehnya batang tombak yang terbuat dari kayu itu bersemi dan hidup sampai sekarang. Hal tersebut dapat dibuktikan apabila berkunjung dimakam Dewi Khodijah.

4. Keramat di Bukit Bedugul (Habib Umar bin Yusuf al Maghribi)
Makam ini letaknya di kabupaten Tabanan Bali. Makam ini hanya berwujud empat batu nisan untuk dua makam yaitu makamnya Habib Umar dan pengikutnya yang luasnya 4x4 M.

5. Keramat Kusumba, Kelungkung (Habib Ali bin Abu Bakar Al Hamid) Makam ini terletak di tepi pantai Desa Kusamba Kec. Dawah Kab Kelungkung Bali. Makam ini sangat dikeramatkan oleh penduduk setempat, baik Umat Islam maupun Hindu. Habib Ali Bin Abu Bakar Al Hamid, sewaktu hidupnya bekerja sebagai guru besar Raja Kelungkung pada masa Pemerintahan Dhalem I Dewa Agung Jambe. Waktu itu beliau diberi seekor kuda untuk kendaraan pulang pergi antara Kusamba dan Kelungkung. Pada suatu hari sewaktu Habib Ali pulang dari Kelungkung sesampainya di pantai Desa Kusamba, beliau diserang oleh sekelompok orang yang tidak dikenal dengan senjata tajam secara bertubi-tubi. Habib Ali yang masih berada di atas kudanya tewas tersungkur di tanah bermandikan darah. Akhirnya jenazah Habib Ali dimakamkan ditempat itu juga. Pada malam hari setelah pembunuhan tersebut, terjadi peristiwa yang sangat menggemparkan. Di atas makam Habib Ali Al Hamid, mengeluarkan api yang berkobar-kobar membumbung ke angkasa, semburan api tersebut bergulung-gulung bagaikan bola api terbang untuk mengejar sang pembunuh. Dimana mereka bersembunyi kobaran api terus mengejarnya, sampai dapat membakar mereka satu persatu, tak satu orangpun dari pembunuhnya yang tersisa. Adapun silsilah dari Habib Ali adalah : Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar bin Abu Bakar bin Salim bin Hamid bin Aqil bin Muthohar bin Umar bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As saqof bin Ali bin Alwi bin Kholaq Qosam bin Muhammad Shohibil Mirbath bin Ali bin Muhammad Faqih Al Muqodam bin Abdullah bin Ahmad bin Isa al Bashori bin Muhammad al Muhajir bin Muhammad Naqib bin Ali Al Aridlhi bin Ja'far Shodiq bin M. Bakir bin Ali Zaenal Abidin bin Husain bin Ali Kwj suami Fatimah Az-Zahro' binti Rasulullah Saw.

6. Keramat Kembar Karang Asem (Maulana Yusuf Al Baghdi Al Maghribi dan Ali bin Zaenal Abidin Al Idrus)
Makam Keramat Kembar Karang Asem terletak di desa Bungaya, Kec. Bebandem kab. Karangasem Bali. Adapun tentang Karomahnya Syeh Maulana Yusuf , yaitu pada tahun 1963 M, sewaktu Gunung Agung meletus mengeluarkan lahar panas menyemburkan batu besar dan kecil serta abu yang menyembur ke atas menjulang tinggi diangkasa menyebar diseluruh Pulau Bali, bahkan sampai di Jawa Timur. Cuaca menjadi gelap gulita, siang hari berubah menjadi malam pekat, lampu sorot mobil yang terang biasa digunakan memandang jarak jauh tidak dapat menembus turunnya hujan abu. Padahal Gunung Agung letaknya di Daerah Karangasem ujung paling timur Pulau Bali. Ini menunjukkan betapa hebat dan dahsyatnya letusan dan semburan yang dimuntahkan oleh Gunung Agung. Sebagian desa porak poranda, banyak rumah roboh, pohon-pohon besar banyak yang tumbang, hujan pasir dan batu kerikil telah menggenangi pulau Bali. Namun, ada yang unik, Makam Syeh Maluana Yusuf Al Baghdi yang di atasnya tertumpuk susunan batu merah yang ditata begitu saja tidak diperkuat dengan semen pasir dan kapur tidak berubah sedikitpun, bahkan tidak sebutir pasirpun yang mampu menyentuhnya.

7. Keramat Karang Rupit (syeikh Abdul Qodir Muhammad)
Makam Keramat Karang Rupit letaknya di desa Temukus (Labuan Aji) kec.Banjar Kab. Bulelang, Singa Raja Bali. Nama yang dimakamkan adalah syeikh Abdul Qodir Muhammad. Ini sebenarnya hanya gelar, adapun nama aslinya adalah The Kwan Lie, singkatan dari The Kwan Pao Lie, kemudian masyhur dengan gelar syeikh Abdul Qodir Muhammad karena kesalehan dan kebaikan perilaku beliau. Demikianlah sejarah Sab'atul Auliya' di Bali yang diharapkan membawa manfa'at buat kita semua. Keterangan ini disarikan dari buku sejarah wujudnya Makam Saba'tul Auliya' karangan Toyib Zein Arifin.

    Wali Kusamba-Klungkung,Bali Timur ( Habib Ali Bin Abu Bakar bin Umar Al Hamid )

    Wali karangasem & Raden Kyai Djalil-Demak ( Habin Ali bin Zainal Al Idrus, Amlapura )

    Wali Pemecutan & Raja Goa Tallo-Puak Gde ( A.A Dwi Siti Khatidjah,Istri Pangeran Madura )

    Wali Karangrupit-Buleleng,Bali Utara ( Syech Abdul Qodir Muhammad,Wali Cina )

    Wali Seseh Mengwi, P. Mas sepuh Choirrussoleh ( NasabSunan giri, Ibu Blambangan dg Raja Bali )

    Wali Negara & Datuk Lebai-Melayu ( Habin Ali Bafaqih, Kampung Islam Loloan Barat )

    Wali Bukit Bedugul-Tabanan, Bali tengah ( Habib Umar bin Maulana Al Maghrobi )


Heboh Badai Cempaka Di Jogja



Waspada bagi pengendara sepeda motor atau roda empat yang hendak melintasi atau berkunjung ke yogyakarta karena cuaca saat ini sedang berada dalam kondisi tidak  baik. seperti  dilangsir dari sumber  https://news.detik.com

Yogyakarta - BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini disebabkan oleh munculnya Badai Cempaka di perairan Selatan Jawa.

"Munculnya Badai Cempaka di perairan Selatan Jawa mengakibatkan area belokan angin yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan," jelas Kepala operasional Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Djoko Budiyono kepada detikcom melalui pesan tertulis, Selasa (28/11/2017).

Djoko melanjutkan, aliran masa udara basah dari barat menyebabkan kondisi udara di sekitar Jawa dan DIY menjadi sangat tidak stabil.

"Interaksi kedua fenomena tersebut mengakibatkan beberapa potensi cuaca ekstrem di sekitar wilayah DIY," lanjutnya.

Potensi cuaca ekstrem yang dimaksud antara lain potensi hujan lebat hingga ekstrem di sebagian besar Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Bantul bagian selatan dan sebagian besar Kabupaten Gunungkidul.

Potensi selanjutnya adalah angin kencang dan puting beliung di sebagian besar Kabupaten Sleman, Kulon Progo, Gunungkidul.

"(Selanjutnya) Potensi gelombang tinggi di perairan
tinggi gelombang di perairan Selatan DIY antara 2,5 – 6,0 meter," ujar Djoko.

Untuk itu, Djoko mengimbau masyarakat DIY untuk mewaspadai potensi bencana di antaranya genangan, banjir, banjir bandang, maupun longsor di kawasan yang berpotensi hujan lebat.

Warga Yogya juga diminta waspada pada puting beliung dan angin kencang khususnya pada siang menjelang malam hari.

"Waspada kejadian kilat petir dan disarankan tidak berlindung di bawah pohon. Waspada terhadap kondisi jalan licin," imbuhnya.

Pihaknya juga mengimbau kepada warga yang beraktivitas di laut agar menghentikan aktivitasnya.

"(Mengimbau) Menunda aktivitas penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda," kata Djoko.
(sip/sip)
Sumber: https://news.detik.com

Info Pantai Lampung

Info Tempat Wisata Pantai Lampung


Indonesia sebenarnya menyimpan banyak peti harta karun? Bukan peti harta karun secara literally, tapi banyak surga tersembunyi yang bisa membuatmu bergidik kagum ketika kamu mengunjunginya. Sssttt.. kamu udah tahu Lampung belum? Di mana sih letaknya? Yap, Lampung ada di ujung pulau Sumatera. Provinsi yang digadang-gadang jadi pintu gerbang Sumatera ini ternyata punya surga wisata pantai yang indah banget lho! Mau tahu? Berikut adalah 10 pantai terindah di provinsi Lampung seerti yang dikutip dari idntimes.com


1. Teluk Kiluan

Biasanya kamu melihat atraksi lumba-lumba melalui sirkus doang? Ih kuno! Di sini kamu bisa melihat atraksi lumba-lumba langsung dari pantainya! Setiap pagi lumba-lumba di lautan lepas saling berlompatan dan menyajikan pertunjukan yang memanjakan matamu. Amazing!


2. Pantai Gigi Hiu

Jangan kaget mendengar namanya, karena pantai ini sangat eksotis dengan karang-karangnya yang menjulang tinggi. Karangnya yang dianalogikan sebagai gigi hiu ini menjadi daya tarik tersendiri. Nggak salah kalau banyak wisatawan yang mengabadikan momen yang menakjubkan ini. Tapi, jangan turun sampai ke pantainya ya, karena ombaknya besar banget. Jadi, disarankan supaya kamu bisa berfoto bersama karang gigi hiunya saja!


3. Pulau Pahawang

Bagi pecinta snorkeling, Pulau Pahawang patut, wajib dan harus jadi tujuan destinasi kamu. Pemandangan dan karang bawah lautnya masih alami dan indah. Ada satu sejarah yang unik nih dari nama Pulau Pahawang, yakni konon pulau tersebut ditemukan oleh seseorang bernama Pak Hawang. Jadilah Pahawang. At least, ini hanya legenda. Percaya atau tidak, terserah kamu deh. Hihi…


4. Pulau Balak

Kerennya pulau ini, kamu bisa melihat karang super indah yang muncul ke permukaan air pada momen-momen tertentu, yaitu saat air laut sedang pasang. #okedicatatdibucketlist

5. Pantai Klara

Pantai ini memang seindah namanya, Klara. Jangan salah, nama Klara diambil dari singkatan dari Kelapa Rapat (Klara). Kalau berkunjung ke Klara, kamu bisa melihat deretan pohon kelapa yang rapat di sepanjang jalan menuju pantai Klara.


6. Pulau Kelagian

Lautnya yang berwarna hijau toska dan biru muda membuat pantai ini sayang banget untuk dilewatkan. Pulau ini terletak diantara Pulau Pahawang. Jadi sangat sayang kalau kamu ke Pulau Pahawang tapi nggak mengunjungi Pulau Kelagian. Pulau Kelagian ini bisa dikatakan pantai yang masih alami. Gundukan pasir putih bisa kamu temui disini. Coba deh susuri pantainya sambil bergandengan tangan mesra bareng pacar. Duhhh… (kalau nggak punya pacar, ya sudah terima aja nasib menyusuri pantai sendirian.)


7. Pulau Legundi

Pulau Legundi memiliki pesona yang indahnya tiada tara! Air yang jernih serta ikan-ikan cantik bertebaran disini. Masukin ke daftar traveling-mu berikutnya ya! Jangan lupa nabungnya juga.


8. Pantai Sari Ringgung dan Pasir Timbul

Pemandangannya yang cantik dan ombaknya yang tenang menjadi keunggulan sendiri untuk pantai Sari Ringgung. Spot favorit para pengunjung adalah pasir timbul yang terletak nggak jauh dari Sari Ringgung. Pasir timbul ini terbentuk secara alami di tengah lautan. Wuih!


9. Pantai Mutun

Suasananya yang tenang dengan adanya gubuk-gubuk kecil di sekitar pantai bakal membuat kamu merasa tenang dengan ditemani indahnya laut dan angin yang sepoi-sepoi. Bayangin santai sore di sini, duduk di pinggir pantai sambil menikmati angin sore dan memikirkan kehidupan serta masa depan. Pas deh, ala film banget.

10. Grand Elty Karakatoa

Pantai ini bisa dikatakan pantai yang benar-benar serius di bisniskan sebagai destinasi wisata. Kalo kamu berani bermain dengan sisi kreatifmu, Grand Elty Krakatoa sangat cocok untuk dijadikan tempat hunting foto. Pantainya yang jernih serta pasirnya yang putih akan membuat view fotomu semakin indah dengan deretan kursi yang berada di sepanjang bibir pantai!

Sunday, November 26, 2017

Tempat Ziarah Palembang

Palembang_Sumatera selatan meninggalkan banyak sejarah ulama ulama besar yang menyebarkan kan islam di kerajaan sriwijaya pada saat itu ini info buat para pecinta wisata religi atau mungkin jamaah yang suka akan sejarah lelulur yang hendak berwisata di daerah sumatera selatan_ palembang_kerajaan sriwijaya

Sewa Bus yang pas untuk kenyamanan dalam perjalanan dan fasilas yang baik

1.     Makam Buyut Silaberanti
Cerita ini tentu saja masih perlu banyak dikaji. Apalagi sosok Siti Fatimah, putri Raja asal Palembang hanya dikenal sebatas legenda. Ditambah, seputar banyaknya warga Tionghoa berziarah ke makam buyut Silaberanti, ternyata malah tidak diketahui para tokoh masyarakat Tionghoa di Palembang.
Dari cerita warga sekitar, sejak dulu aroma mistis selalu menyertai. Salah satunya tentang keberadaan lubang pada makam tersebut. Konon, orang berziarah yang memasukan tangannya ke lubang tersebut, akan mendapatkan benda-benda yang berbeda. Tentu saja cerita ini sulit diklarifikasi kebenarannya.
Benda-benda itu bisa berupa buntang tikus atau ular. Ini pertanda buruk. Ada juga tongkat dalam makam tersebut. Tongkat itu kalau diukur oleh peziarah panjangnya berubah. Kadang memanjang, bisa juga memendek. Sekarang, lubang serta tongkat itu sudah hilang.
Selain itu, cerita yang beredar, ketika sungai Aur masih lebar, masyarakat setempat mengaku pernah melihat buaya putih, yang diyakini sebagai penjaga makam buyut Silaberanti. Dan sekali lagi, hal tersebut saat ini sudah tidak ada lagi. Ditambah, keberadaan Sungai Aur yang sudah mendangkal dan menyempit.
Nama jalan Silaberanti sendiri diyakini berasal dari sang buyut. Yang ketika meninggal tengah duduk bersila. Sila artinya bersila. Beranti itu tengah berhenti. Dari orang-orang tua, buyut ini merupakan putri yang merantau dan tiba di Palembang tempatnya dimakamkan sekarang bersama panglima dan pengawalnya. Salah satu makam di samping buyut itu kami tahu seorang Panglimanya. Dia meninggal waktu bersila.
2.     Makam Bukit Siguntang
Bukit Siguntang adalah sebuah tempat bersejarah di Kota Palembang. Ia identik dengan keberadaan kerajaan Sriwijaya di masa silam. Sejatinya, daerah ini cukup asri. Namun demikian, keberadaan tujuh buah makam keramat di dalamnya, sedikit banyak memberikan kesan angker dan mistis terhadap bukit tersebut. Ke tujuh maka tersebut adalah :
1. Radja Segentar Alam, nama aslinya adalah Iskandar Zulkarnain Alamsyah yang berasal dari Kerajaan Mataram. Di masa jayanya, ia dapat menaklukkan hampir seluruh Sumatera hingga ke negeri tetangga Johor dan Malaka di Malaysia.
Menurut kabar dari narasumber, Nyai Bukit Siguntang (Juru Kunci Bukit Siguntang) Radja Segentar Alam pertama kali ke Palembang membawa 3 kapal yang berbendera Lancar Kuning. Namun saat dalam perjalanan kapal-kapal tersebut karam.
Dari semua kapal yang karam tersebut ada satu kapal yang membawa Radja Segentar Alam terdampar di Bukit Siguntang sedangkan kapal yang lain hancur di lautan dan ada pula yang hancur kemudian terseret di situs Karang Anyar.
2. Putri Kembang Dadar, nama aslinya adalah Putri Bunga Melur.  Percaya atau tidak karena kecantikannya Putri Kembang Dadar diceritakan bukan berasal dari bumi melainkan berasal dari Kayangan (langit).
3. Putri Rambut Selako, rambut Selako artinya rambut yang keemas-emasan mungkin karena ada keturunan barat.  Nama aslinya sendiri adalah Putri Damar Kencana Wungsu yang menurut cerita berasal dari Keraton Yogyakarta anak dari Prabu Prawijaya.
4. Panglima Batu Api.  Beliau adalah seorang ulama yang berasal dari Jeddah (Arab Saudi) yang datang ke tanah melayu untuk berkelana dan menyiarkan agama Islam.
5. Panglima Bagus Kuning, berasal dari Mataram yang datang ke Lembang (Palembang) untuk mengawal Radja Segentar Alam.
6. Panglima Bagus Karang, berasal dari Mataram yang datang ke Lembang (Palembang) bersama Panglima Bagus Kuning untuk mengawal Radja Segentar Alam.
7. Tuan Djungdjungan, beliau juga merupakan ulama dari Arab yang datang ke tanah melayu (Swarnadwipa) untuk berkelana sambil menyiarkan agama Islam.
Dari makam-makam itu membuktikan bahwa Bukit Siguntang merupakan tempat yang sangat sakral sehingga para bangsawan Palembang zaman dahulu banyak yang dimakamkan di bukit tersebut.
3.     Makam Sabokingking
Makam Sabokingking, merupakan pemakaman raja-raja kerajaan Islam Palembang yang telah berusia 400 tahun lebih. Seperti makam Pangeran Sido Ing Kenayan dan istrinya Ratu Sinuhun, Sido Ing Pasaeran atau Jamaluddin Mangkurat I (1630-1652), serta Pangeran Ki Bodrowongso yang pernah hidup berkisar tahun 1622-1635 Masehi.
Makam ini terletak di Sei-Buah, Ilir Timur II, Palembang. Letak pemakaman ini tidak jauh dari dari kompleks pemakaman kakek Ratu Sinuhun yakni pemakaman Ki Gede Ing Suro, di lorong Haji Umar, di 1 Ilir Palembang.
Pemakaman Sabokingking dikelilingi oleh kolam, sehingga terdapat sebuah jalan menuju pemakaman yang membelah kolam. Di bawah pemerintahan Sido Ing Kenayan, Ratu Sinuhun mampu melahirkan kitab Undang-undang “Simbur Cahaya” yang merupakan hukum adat tertulis dan berlaku di seluruh wilayah Palembang (baca Sumatera Selatan-red) saat itu. Kitab ini mengatur soal hak-hak perempuan, serta aturan mengenai lingkungan hidup, khususnya hutan.
Di pemakaman ini juga terdapat makam Al Habib Al Arif Billah Umar bin Muhammad Al Idrus bin Shahab, sebagai imam kubur Pangeran Sido Ing Kenayan dan Ratu Sinuhun, serta Panglima Kiai Kibagus Abdurrachman.

4.     Makam Ratu bagus Kuning

Pada masa kesultanan Palembang abad ke 16 di wilayah Batang Hari Sembilan mulai masuk penyebar agama Islam. Salah satunya adalah seorang Perempuan yang dianggap suci. Konon ia merupakan salah satu murid dari 9 wali dari jawa yang dikenal Wali Songo. Kehadiranya di Palembang adalah untuk menyebarka agama Islam.
Ketika Bagus Kuning memasuki wilayah perairan Batanghari, ia pun harus berhadapan dengan para pendekar setempat yang berilmu tinggi. Namun ia tetap menghadapinya dengan sabar dan memantapkan keyakinannya bahwa cukuplah Allah SWT pelindung dan penolong baginya.
Pada akhirnya ia mampu menaklukkan para pendekar di wilayah batanghari ini, konon ada 11 penghulu yang dipercaya masyarakat sebagai pengikut setia Bagus Kuning, yaitu Penghulu Gede, Datuk Buyung, Kuncung Emas, Panglima Bisu, Panglima Api, Syekh Ali Akbar, Syekh Maulana Malik Ibrahim, Syekh Idrus, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, dan Bujang Juaro.
Setelah mampu menguasai wilayah Batanghari, Bagus Kuning dan anak buahnya pun memasuki tengah kota Palembang. Kemudian mereka singgah di bagian hulu kota yang sekarang dikenal dengan nama Plaju. Di tempat ini mereka mendapati suatu dataran rendah yang ditumbuhi pohon-pohon besar yang rindang dan teduh. Mereka pun beristirahat dengan nyaman.
Setelah bermalam barulah Bagus Kuning menyadari tempat tersebut bukanlah tempat yang aman. Tempat yang berada di tepia sungai Musi itu ternyata merupakan kerajaan Siluman Kera. Para siluman kera di tempat ini tampaknya merasa terganggu dengan kedatangan rombongan Bagus Kuning dan mencoba untuk menakut-nakuti.
Tampaknya percekcokan antara Bagus Kuning dan Raja Siluman tak dapat dielakkan lagi dan keduanya sama-sama tidak mau mengalah. Akhirnya pertarunganpun tak dapat terhindarkan lagi. Bagus Kuning pun akhirnya menetap di tempat itu bersama para pengikutnya. Sampai kemudian para pengikutnya sepakat menang melawan kera tersebut dan kemudian mendirikan keraton dengan Bagus Kuning sebagai Ratunya.
Sejak saat itu namanya resmi menjadi Ratu Bagus Kuning dan para siluman kera pun tetap menetap di tempat itu dan tetap tunduk pada Ratu Bagus Kuning hingga pada suatu hari Ratu Bagus Kuning pun wafat dan disemayamkan di lokasi keratonnya. Para pengikutnya tetap setia dan terus menyebarkan ajaran Islam ke wilayah-wilayah lain.
Para siluman kera pun tetap setia menunggui makam Ratu Bagus Kuning. Konon, sampai wafatnya Ratu Bagus Kuning tetap menjadi perempuan yang suci dan ia tidak pernah menikah.

5.     Keramat panjang, makam terpanjang di kenten
Dikawasan Kenten Laut Palembang, terdapat sebuah makam tua yang dikeramatkan. Makam dengan panjang sekitar tujuh meter ini, konon dibawahnya merupakan sebuah istana makhluk halus. Hingga kini makam yang berada di Kelurahan Kenten, Banyuasin ini tetap terpelihara rapi.
Dua puluh tahun yang lalu makam yang dinisannya tertuliskan nama Muhammad Ali Akbar ini tak terurus rapi. Namun, jika Anda berziarah ke makam ini sekarang akan terlihat suasana yang berbeda jauh. Makam ini telah dirombak secara swadaya oleh para peziarah.

Nah, Palembang ternyata kaya akan sejarah ya. Namanya juga perjalanan anak manusia. Ada yang baik, ada yang buruk. Tinggal kita untuk menerima dan memilah mana yang bermanfaat mana yang kurang bermanfaat. Yuk ah, kita jalan-jalan lagi..

Saturday, November 25, 2017

Owner Bus Po Tifanha Saat Ditanya Wartawan

Bisnis Bus Pariwisata Po Tifanha

Potensi bisnis jasa transportasi bus pariwisata dinilai masih menjanjikan. Walau banyak masyarakat yang telah memiliki kendaraan, terutama mobil pribadi, namun bisnis bus pariwisata memiliki pangsa pasar tersendiri dengan berbagai fasilitas atau kelebihan yang ditawarkan.

Seperti diungkapkan owner Perusahaan Otobus (PO) Tifanha, Muhammad Kharir, kenyamanan dan kepuasan pelanggan merupakan hal penting dalam bisnis bus pariwisata.

Untuk itu, pihaknya mulai dari karyawan office hingga kru di lapangan,. senantiasa mengedepankan pelayanan yang optimal demi kepuasan customer. Diawali dengan hal-hal kecil, misal murah senyum dan menjaga kebersihan bus.

“Walau harga yang kami tawarkan lebih tinggi dibanding kompetitor, tapi kualitas layanan yang kami berikan optimal,” ujarnya, Sabtu (03/09).

Dijelaskan M Kharir, selain kualitas layanan, kualitas armada bus pun tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Sesuai jargon “The Real Bus”, PO Tifanha hendak mewujudkan, bahwa seluruh armada yang ada merupakan benar-benar bus. Artinya, penumpang bisa menikmati kenyamanan, fasilitas maupun layanan di bus selama perjalanan berlangsung.

Saat ini, PO Tifanha memiliki sembilan armada bus. Pilihan seat atau tempat duduk yang tersedia, yakni pola 2-2 berjumlah 49 seat dan pola 2-3 sebanyak 59 seat. Khusus armada bus terbaru terdapat fasilitas tambahan berupa dispenser, coolbox, kabin lebih lega dan view ke depan lebih luas.

M Kharir menambahkan, berkantor di Jalan Fatahillah, Weru, Kabupaten Cirebon, PO Tifanha banyak melayani study tour, wisata religi seperti ziarah wali songo serta perjalanan ke berbagai objek wisata di Jawa, Bali, dan Sumatra.

http://www.cirebontrust.com
ditulis (Haris)